Resensi Novel " 5 CM"
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : 5 cm
Nama Pengarang : Donny Dhirgantoro
Penerbit : PT. Grasindo
Tahun Terbit : 2007
I. Pendahuluan
Buku
5 cm ini menceritakan tentang persahabatan lima orang anak muda yang menjalin
persahabatan selama tujuh tahun, mereka diantaranya bernama Arial, Riani,
Zafran, Ian, dan Genta.
Mereka
adalah sahabat yang kompak, memiliki obsesi dan impian masing-masing, mereka selalu
pergi bersama dan ketemu setiap saat. Karena bosan bertemu setiap hari,
akhirnya mereka menemukan titik jenuh dengan aktivitas yang selalu mereka
lakukan bersama dan mereka memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi selama
tiga bulan.
Dalam
masa “berpisah tersebut”, mereka tidak diperkenankan melakukan komunikasi dalam
bentuk apapun. Dalam kurun 3 bulan tersebutlah, mereka ditempa dengan hal baru.
Dengan rasa rindu yang saling menyilang. Tentang tokoh Riani yang mencintai
salah satu sahabatnya zafran. Tentang Zafran yang merindui dinda adik Arial,
sahabatnya sendiri. Tentang Genta yang memilih mengagumi Riani dengan diam.
Selama
tiga bulan berpisah itulah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih
kaya dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa
kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan ‘reuni’ mereka
dengan mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru.
“Biarkan
keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kamu, cuma kaki
yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih
banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher
yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih
keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut
yang akan selalu berdoa. percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu”
II. Unsur Intrinsik
a. Tema
Persahabatan
lima anak muda yang mempunyai kekuatan dan keajaiban mimpi dan keyakinan.
b. Alur
b. Alur
Alur
yang digunakan adalah alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi flashback
ke masa lalu dan kejadian masa depan.
c. Penokohan
Penokohan
pada buku ini digambarkan oleh penulis denagn sangat jelas. Melalui ciri-ciri
fisik maupun penggambaran sifat.
+> Arial
adalah pria terganteng diantara mereka, serta bertubuh atletis.
+> Riani
adalah gadis berkacamata, cantik, cerdas dan mengutamakan prestasi.
+> Zafran
merupakan pria yang berbadan kurus, anak band,kocak, senang bersyair dan
membuat puisi-puisi, hidupnya seperti kurang lengkap jika tidak bersyair selama
sehari.
+> Ian
adalah tokoh yang gila bola, suka makan terutama indomie, dan penggemar artis
Happy Salma.
+> Genta
merupakan leader diantara sahabat sahabatnya. Genta adalah sosok yang baik,
seorang aktivis kampus
d. Sudut Pandang
Sudut
pandang yang digunakan adalah orang ketiga tunggal.
e. Gaya Bahasa
Gaya
bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mengikuti perkembangan zaman
sekarang(modern) dan sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang sehingga
novelnya dapat dengan mudah dimengerti.
f. Amanat
Amanat
yang dapat kita ambil dari cerita tersebut adalah semangat untuk menghargai
persahabatan, arti sebuah kehidupan, dan bagaimana kita mencintai alam dari
Tanah Air kita sehingga masa muda tidak terbuang sia-sia.
g. Kelebihan Novel :
Dalam
novel ini ceritanya sungguh menarik, penuh semangat dan petualangan.
Penulis menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca,dan alur cerita
yang tidak membosankan sehingga pembaca ingin membaca buku ini hingga halaman terakhir. Dalam
buku ini, banyak kata-kata yang membuat kita terinspirasi. Dalam ceritanya,
diselipkan lagu-lagu yang sesuai dengan suasana yang sedang terjadi, sehingga
membuat kita semakin terhanyut dalam cerita. Ditambah lagi dengan penggambaran setting
waktu dan tempat yang sangat detail tetapi tidak berlebihan seakan membuat
seolah kita ikut terlibat di dalamnya, seperti perjalanan mereka dari Jakarta
(stasiun Senen) sampai ke atas puncak Mahameru. Pembaca bagaikan berada di
sana, merasakan dinginnya Ranu Pane, indahnya Ranu Kumbolo, mistisnya Kalimati,
dan menakjubkannya puncak Mahameru. Pesan moral yang disampaikan pun sangat
baik sehingga memotivasi pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuat
jadi nyata.
h. Kekurangan novel :
Cerita
akhir novel ini walaupun berakhir dengan happy ending, tetapi masih sedikit
menggantung dan terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga
antara sahabat-sahabat tersebut ditambah dengan keturunan mereka yang begitu
sama mewarisi sifat-sifat orangtuanya. Hal tersebut membuat pembaca sulit
membedakan mana yang menjadi anak dan mana yang menjadi bapak, mana yang pemuda
dan mana pula yang anak-anak.
Biografi singkat penulis :
Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta 27 Oktober 1978. Sulung dari empat bersaudara ini menghabiskan seluruh waktu kecilnya hingga besar di Jakarta. Menyelesaikan masa-masa putih abu-abu di SMU 6 Jakarta, sekolah yang sampai saat ini masih dibanggakan karena kenangan-kenangan yang menyenangkan dan tak terlupakan. Kegemaran menulis dan membaca sudah ada semenjak mulai bisa menulis dan membaca, konon hal ini akibat sang Papa meletakkan banyak buku disekitar ari-ari putra sulungnya.
Selepas SMU, ia melanjutkan studi di STIE Perbanas Jakarta dan ikut aktif dalam segala kegiatan kampus. Pengalaman gagal mendapatkan beasiswa pada salah satu kegiatan pelatihan kampus tidak membuatnya putus asa, tetapi pada tahun berikutnya justru mengantarnya menjadi ketua penyelenggaranya.Bersama teman-teman lain, ia berhasil mendapatkan beasiswa dari kampus. Saat-saat terbaik sebagai mahasiswa adalah ketika bergabung dalam barisan menegakkan reformasi tahun 1998, yang membuatnya bangga menjadi bagian dari bangsa yang besar ini.
Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta 27 Oktober 1978. Sulung dari empat bersaudara ini menghabiskan seluruh waktu kecilnya hingga besar di Jakarta. Menyelesaikan masa-masa putih abu-abu di SMU 6 Jakarta, sekolah yang sampai saat ini masih dibanggakan karena kenangan-kenangan yang menyenangkan dan tak terlupakan. Kegemaran menulis dan membaca sudah ada semenjak mulai bisa menulis dan membaca, konon hal ini akibat sang Papa meletakkan banyak buku disekitar ari-ari putra sulungnya.
Selepas SMU, ia melanjutkan studi di STIE Perbanas Jakarta dan ikut aktif dalam segala kegiatan kampus. Pengalaman gagal mendapatkan beasiswa pada salah satu kegiatan pelatihan kampus tidak membuatnya putus asa, tetapi pada tahun berikutnya justru mengantarnya menjadi ketua penyelenggaranya.Bersama teman-teman lain, ia berhasil mendapatkan beasiswa dari kampus. Saat-saat terbaik sebagai mahasiswa adalah ketika bergabung dalam barisan menegakkan reformasi tahun 1998, yang membuatnya bangga menjadi bagian dari bangsa yang besar ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar