Kategori

Kamis, 10 November 2016

Kritik Novel "Assalamualaikum Beijing" oleh Dea Cintya

Kritik Novel "Assalamualaikum Beijing"


Novel Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia merupakan novel terpapuler yaitu selain dibukukan novel ini juga di angkat pada layar lebar atau di filmkan  pada tanggal 31 Desember 2014 yang lalu. Didalam novel Assalamualaikum Beijing ini terdapa unsur   feminisme   da feminisme   marxis,   yait perjuanga seorang perempuan dalam menyetarakan agar sederajat dengan laki-laki.
Judul-judul yang  terdapat dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia yang menampilkan tokoh perempuan yang mengalami berbagai penindasan dalam kekuasaan laki-laki, seperti contoh dalam kutipan unsur feminisme prilaku, unsur pemikiran dan feminisme marxis.

1.Unsur Feminisme Prilaku
Unsur feminisme prilaku merupaka sikap  atau perbuatan seseorang dalam melakukan sesuatu tindakan. Dari kutipan teks yang ada. Maka peneliti dapat memilih kutipan unsur feminisme yang sesuai dalam novel beserta analisisnya.


Jangan ngomong seenaknya begitu”
Bukan seenaknya, tapi Ra sudah janji untuk sekali ini aja, please..Dewa sudah janji sama teman-teman kantor untuk mengenal kamu”
Dewa ini bukan hal spele, aku nggak mungkin membiarkan mama jalan
sendiri.’(hlm:20).

Dalam kutipan teks tersebut, terlihat kebulatan tekad perempuan melawan tindak diskriminasi gender. Perjuangan perempuan untuk mendapatkan persamaan haknya agar tidak terlihat lemah di mata laki-laki.

2. Unsur Feminisme Pemikiran
Unsur feminisme pemikiran adalah pandangan seseorang mengenai   sesuatu berdasarkan pemikirannya. Maka dari itu peneliti dapat menentukan unsur feminisme pemikiran berdasarkan kutipan teks yang ada dalam  novel berserta analisisnya.

Ra, tahu Anita?’
Ya, kamu jatuh cinta sama Anita?” “Lebih dari itu.
Maksudnya? Aku nggak ngerti.” Aku.....maafkan Dewa, Ra!Dewa salah, Ra...maafin Dewa!Apa harus aku lakukan, Ra?”
Ra, lakukan sesuatu. Jangan diam.” Ra?”
“Lakukan   apa   yang   menjadi   prinsip   lelak dewasa   dalam   situasi sama:Bertanggung  jawab!(hlm:63-65)


Dari  kutipan teks di atas menunjukkan adanya  pertentangan atas kepuasaan laki-laki terhadap perempuan lain, sehingga Asma memberikan  keputusan yang bijaksana, tegas dan ikhlas meskipun itu sulit untuk diterima, karena   Asma berpikir kebahagiaanya tidak sebanding dengan mahluk kecil yang tidak berdosa


3.Feminisme Marxis
Feminisme marxis merupakan   aliran yang memandang masalah perempuan dalam rangka kapitalisme (berhubungan dengan sistem kekuasaan). Kapitalisme atau penindasan kelas merupakan penindasan yang paling utama. Penindasan kelas khususnya di kaitkan dengan cara kapitalisme menguasai perempuan dalam kedudukan-keduduka yang direndahkan, bodoh dan hanya dipandang sebelah mata   bahkan disamakan dengan kaum buruh (proleter). Maka   dari itu peneliti dapat menganalisis feminisme marxis yang sesuai kutipan teks yang ada dalam novel yaitu  sebagai berikut:

Gue kira lo bakal nikah sama Ra!Kenapa jadi sama cewek ini sich?”
Ya, Gue pikir lo sama Ra sudah kayak pranko sama amplop, jadi ya...” Simple aja, kalau ada cewek yang bisa memenuhi kebutuhan gue, kenapa
harus di tolak?(hlm:78-79)

Pada kutipan teks di atas menunjukkan bahwa kaum perempuan di manfaatkan sebagai daya tarik untuk kebutuhan pribadinya, karena Laki-laki memiliki sifat yang keras, egois, dan keras kepala berdasarkan budaya patriarti yang  selalu  menganggap  bahwa  perempuan  itu  lebih  rendah.(Ollenburger,
2002:25).
4. Kritik
Unsur feminimse marxis terdapat   24 kutipan teks yaitu unsur feminisme prilaku yaitu  ada 10 kutipan teks dan  unsur feminisme  pemikiran  ada 14 kutipan teks sedangkan feminimse marxis terdapat 31 kutipan teks. Maka dari itu peneliti dapat menyimpulkankan dari keseluruhan kutipan teks tersebut menunjukkan bahwa posisi perempuan yang  sabar dan berani menentang tindakan diskriminasi namun di sisi lain perempuan  tersebut juga masih di anggap lemah di mata kaum laki-laki dan Kritik yang  ingin  disampaikan  adalah  agar  novel  ini  menjadi  bacaan  ataupun wancana wajib untuk orang lain khususnya perempuan, karena di dalam novel ini banyak mengandung peristiwa dan pembelajaran mengenai feminisme, baik itu dalam ilmu sastra maupun dalam ilmu-ilmu lain. Karena melalui feminisme ini, kita dapat mengerti bagaimana sebuah perjuangan menjadi sebuah pergerakan dan dapat mengerti bagai mana seorang perempuan seharusnya diperlakukan. Feminisme sejatinya tidak dipandang sebagai jalan untuk menentang kaum laki-laki dan kodrat yang ada, tetapi feminisme merupakan pergerakan, cara perempuan untuk meraih haknya agar dapat setara dengan laki-laki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar