Resensi Cerpen "Bekas Luka" Karya Pratiwi Syarief
Aku adalah seorang
perempuan yang untuk pertama kalinya merasakan jatuh cinta pada seorang lelaki
yang tidak tepat. Lelaki yang usianya jauh lima tahun di atasku, lelaki yang
kuanggap dewasa meski ternyata ia begitu posesif. Bagaimanapun juga setiap orang
memiliki masa lalu dalam hidupnya, seburuk apapun itu. Dan masa lalu itu tak
bisa diterima oleh Dony, bahkan setiap kali ia melihat kakiku ia selalu merasa
bercinta di neraka.
Ini tentang kisahku
bersama Gun, meski hanya sebatas pacar pertama, namun kenangan bersama Gun
bukan lagi melekat erat dalam benakku, tapi juga membekas dalam ragaku.
Perkenalanku dengan Gun biasa saja, bahkan tak ada yang istimewa, kami berjumpa
di sebuah pentas seni yang didesak-desaki pengunjung. Lalu semuanya mengalir
begitu saja.
Yang menarik, usia
kedekatanku dengan Gun hanya seumur jagung, namun membuahkan masalah, saat itu
Gun memboncengi aku ke sebuah pasar kaget, kami bersantai di sana sambil
menikmati riuh suara pedagang yang memuji dagangannya. Lalu perjalanan pulang
saat itu, Gun dan aku mengalami kisah naas. Motor kami tertabrak, lalu kakiku
masuk dalam terali ban motor kemudian ikut menyeretku ke dalam sebuah selokan
sepanjang 500 meter. Tentu saja kakiku waktu itu patah, berjalan pun tak lagi
sesempurna dulu, juga meninggalkan bekas luka, Aku terpaksa memakai tongkat.
Selama
berbulan-bulan aku membawa keadaan itu, dalam kondisi kaki yang cacat dan aku
terputus dengan pergaulanku yang akrab dan hangat bersama teman-temanku.
Gun saat itu
meninggal, tak bisa tertolong nyawanya apalagi saat ia terlempar ke tengah
jalan lalu sebuah truk menindasnya. Hancur seluruh raganya, dan aku tak ingin
lagi mengingatnya. Mengerikan sekali, bahkan aku menyebut jalan itu jalan
korban 40.000 jiwa. Sudah banyak korban yang tak terselamatkan, konon jalan itu
sungguh keramat. Setiap kali kita berniat melewati jalan itu, sudah seharusnya
mengucapkan salam, membunyikan klakson sebagai pertanda bahwa kita menghormati
penunggu jalan atau mungkin sebagai simbol kita permisi untuk melewati jalannya.
Seperti itulah
kisah yang terjadi setahun yang lalu, namun Dony tak mau tahu dengan kejadian
itu. Baginya kakiku yang meninggalkan bekas luka membuatnya tidak nyaman berada
di dekatku, apapun caranya. Dony memaksaku untuk menghilangkan bekas luka itu.
Karena semakin ia melihatnya semakin ia merasa bahwa aku masih selalu mengingat
Gun. Jujur saja, bekas luka itu sama saja seperti tanda lahir yang tak bisa
terelakkan dan kuhindari. Dony, orang yang membuatku tak lagi memikirkan dunia
luar tak berhenti mendesakku, apapun caranya bekas lukaku mesti lenyap dari
ujung matanya.
Sesungguhnya aku
gerah dengan lelaki yang mengekangku itu, namun hatiku terpaut jauh melangkah
mencintainya. Bukan hanya jiwa, tapi kesucianku yang direnggut, Dony tak bisa
membuatku lari ataupun berkelik menanggapinya. Yang ada di pikiranku, bagaimana
bisa membuat Dony bahagia meski ia tak pernah berhenti menyakitiku, bagaimana
caranya aku menghentikan pertengkaran dan kekasaran Dony kepadaku, entahlah.
Di ujung sore yang
mendung, Dony menjemputku. Mungkin ini batas terakhir kesabarannya menunggu
bekas luka yang sungguh tak enak dipandangan dan hatinya segera berlalu. Namun
aku tak tahu, dengan cara apa aku harus menghilangkan bekasnya. Jika tak
kuhilangkan, satu tamparan akan melayang ke pipiku, kadang juga tendangan ke
mata dan pelipisku. Sakit. Baru kali ini aku jatuh cinta, namun cinta yang
membuatku terjebak pada orang yang sangat tempramen. Aku sendiri tak pernah
merasa kehilangan cintaku untuk Dony hanya karena masa lalunya bersama wanita
lain. Karena cintaku untuk hari ini dan esok, bukan untuk yang kemarin.
Pada suatu ketika
yang biasa, Dony menghujam mataku dengan kepalan tinju di tangannya, nyaris aku
kehilangan penglihatan bahkan putih di mataku kini memerah. Seperti darah itu
ingin membuncah dari bola mataku yang sungguh mendung. Aku tenang saja menerima
perlakuan yang sudah biasa, sudah menjadi santapanku. Bodohnya aku, namun aku
takut tak ada lagi lelaki yang mau menerimaku dalam keadaan kehilangan sari.
Akhirnya di ujung deritaku, aku pun mencoba hal terburuk di dunia ini, mungkin
tidak dengan mengoperasi bekas luka di kakiku, tapi aku menempelkan sebuah
strika panas dengan harapan bekas luka itu bisa tertutupi. Kini di kakiku luka
di atas bekas luka, tak tahu lagi harus kulenyapkan dengan apa. Yang aku tahu
aku mencintai orang yang salah. Bekas luka itu tak hanya sebatas di kakiku,
tapi kini menjalar ke jantung hatiku.
Kritik New Critism
fokus kritikan yang
akan saya kaji pada kritik New Critism ini adalah unsur intrinsik cerita pendek
(cerpen) yaitu:
1. Tokoh dan
karakter tokoh/penokohan
Istilah tokoh
menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan atau
karakter menunjukkan pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan
kualitas pribadi seseorang tokoh. Tokoh cerita menempati posisi strategis
sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin
disampaikan kepada pembaca. Secara umum, kita mengenal tokoh protagonis dan
antagonis. Tokoh protagonis yang merupakan pengejawantahan norma-norma,
nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang
sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. Adapun tokoh antagonis adalah
tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis merupakan penentang
tokoh protagonis.
Tokoh protagonis
dalam cerpen “Bekas Luka” karya Pratiwi Syarif adalah: Aku
Tokoh antagonis
dalam cerpen “Bekas Luka” karya Pratiwi Syarif adalah: Dony
Penokohan/Sifat/Karakter/Perwatakan
Tokoh
Ada 2 teknik untuk
memperlihatkan penokohan / perwatakan yaitu :
Melalui teknik
analitik (menyebutkan secara langsung)
Melalui teknik
dramatik (secara tidak langsung)
Penokohan/Sifat
“Aku” dalam cerpen “Bekas Luka” karya Pratiwi Syarif di atas adalah: percaya
pada hal mistik, setia dan penyayang pada suami, sosok istri yang sabar,
walaupun pada akhirnya karena ketakutan yang dibuatnya sendiri, ia mengambil
jalan pintas dengan menyetrika bekas lukanya.
Penokohan/Sifat
“Dony” dalam cerpen “Bekas Luka” karya Pratiwi Syarif di atas adalah: Seorang
suami yang temperamen (pemarah), tidak bertanggung jawab, dan tidak bisa
menerima kenyataan hidup sehingga dia memperlakukan istrinya secara tidak
manusiawi.
2. Latar (setting)
Latar dalam sebuah
cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial
tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan
pijakan cerita secara konkret (nyata) dan jelas. Hal ini penting untuk
memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang
seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Latar dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
Latar (Setting)
dalam cerpen “Bekas Luka” dapat dianalisis berdasarkan kalimat-kalimat dalam cerpen
tersebut, yaitu:
Latar tempat: di
jalan raya (Lalu perjalanan pulang saat itu, Gun dan aku mengalami kisah naas.
Motor kami tertabrak), di pasar (Gun memboncengi aku ke sebuah pasar kaget,
kami bersantai di sana sambil menikmati riuh suara pedagang yang memuji
dagangannya)
Latar waktu: Pagi
hari (Gun memboncengi aku ke sebuah pasar kaget) pasar kaget biasanya pada pagi
hari. Sore hari (Di ujung sore yang mendung, Dony menjemputku)
Latar suasana:
ramai (kami berjumpa di sebuah pentas seni yang didesak-desaki pengunjung),
gerah (Sesungguhnya aku gerah dengan lelaki yang mengekangku itu), mendung (Di
ujung sore yang mendung, Dony menjemputku)
3. Alur (plot)
Alur adalah urutan
peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan
apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi.
Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur
biasanya disebut juga susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua cara yang dapat
digunakan dalam menyusun bagian-bagian cerita, yakni sebagai berikut.
a) Pengarang
menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai
penyelesaian. Urutan peristiwa tersebut meliputi:
Mulai melukiskan
keadaan (situation);
Peristiwa-peristiwa
mulai bergerak (generating circumtanses);
Keadaan mulai
memuncak (rising action);
Mencapai titik
puncak (klimaks);
Pemecahan
masalah/penyelesaian (denouoment);
b) Pengarang
menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat memulai dari
peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian menegok kembali
pada peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian disebut alur
mundur.
Alur : jalur cerita
atau rangkaian jalannya cerita. Pententangan atau konflik.
Ada lima tahapan
dalam alur :
Perkenalan,
Penanjakan,
Klimaks
Puncak klimaks, dan
Anti klimaks atau
penyelesaian.
Alur ada 3 yaitu:
alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
Alur yang digunakan
dalam cerpen “Bekas Luka” adalah alur campuran alasannya karena tokoh “Aku”
menceritakan kembali (flash back) peristiwa yang pernah dialami ketika jatuh
dari motor bersama Gun.
4. Sudut pandang
(point of view)
Sudut pandang
adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita. Untuk
mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan siapakah yang
menceritakan kisah tersebut?
Ada beberapa macam
sudut pandang, diantaranya sudut pandang orang pertama (gaya bahasa dengan
sudut pandang “aku”), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang
campuran.
Sudut Pandang yang
digunakan dalam cerpen “Bekas Luka” karya Pratiwi Syarif adalah: Sudut Pandang
Orang Pertama (SPO1) karena menggunakan kata ganti “Aku”
“Aku adalah seorang
perempuan yang untuk pertama kalinya merasakan jatuh cinta pada seorang lelaki
yang tidak tepat”
5. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah
cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan. Ruang
lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi (pilihan
kata), penggunaan majas, dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni
pengungkapkan seorang pengarang terhadap karyanya.
Gaya bahasa dalam
cerpen “Bekas Luka” yaitu: Yang menarik, usia kedekatanku dengan Gun hanya
seumur jagung (Perumpamaan)
6. Tema
Tema adalah
persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Tema dapat
berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini.
Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut
secara keseluruhan.
Tema cerpen “Bekas
Luka” karya Pratiwi Syarif adalah: Keluarga tokoh “aku” menceritakan kekerasan
yang dialami keluarganya yang dilakukan oleh suaminya, karena suaminya tidak
ingin melihat “bekas luka” istrinya akibat jatuh dari motor bersama mantan pacar.
7. Amanat
Melalui amanat,
pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif maupun
negatif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang
berupa pemecahan masalah atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam
cerita.
Amanat dalam cerpen
“Bekas Luka” adalah: Kita harus menerima kenyataan hidup karena semua ini
adalah ujian dan cobaan dari Allah Swt.
The best casino bonus codes and free spins
BalasHapusBest Casino Bonuses 부들이벗방 in the UK. All 스포츠사이트 the top casino bonuses listed 바카라 양빵 here. We've 룰렛 확률 put 총판모집 together a list that shows the best casino bonuses for December 2021.